Minggu, 02 Desember 2012

SENI BUDAYA SEMESTER 2


    

Seni Budaya Semester 2


Materi Seni Budaya Kelas XI IPA Semester 2
B. Sejarah Batik
            Para ahli masih belum dapat menyimpulkan secara pasti sejarah dan asal-muasal batik. Jika ditelusuri 1.500 tahun lalu, terdapat teknik merintangkan warna (dye resistance) seperti batik  yang ditemukan di Mesir dan Timur Tengah. Hal yang sama juga ditemukan di Turki, India, China, Jepang, dan Afrika Barat. Walaupun berbagai Negara memiliki teknik merintang warna seperti batik, namun tidak dari semua negara itu yang mengembangkan batik sebagai seni yang sangat dikembangkan dan dipakai sehari-hari seperti di Jawa. Asal muasal masuknya batik di Indonesia belum diketahui secara pasti.  Keragaman motif batik tidak lebih dari proses akulturasi atau percampuran budaya. Ada beberapa kemungkinan motif batik yang mendapat pengaruh dari budaya luar negeri, antara lain :
    India,
  Terdapat persamaan motif ceplok (kuncup bunga yang sedang mekar) di India.
b.       Perancis atau Belanda
    Ragam hias buketan berasal dari bahasa Perancis dan Belanda “bouquet”  atau motif rangkaian bunga.
c.   Jepang
    Batik Hokokai atau batik pagi sore adalah jenis batik yang mendapat pengaruh dari Jepang. Batik ini disebut batik pagi sore, karena terdapat dua sisi motif batik yang berbeda. Penggunaannya, pada pagi hari digunakan sisi pertama, dan sore harinya menggunakan sisi yang lain. Hal ini dikarenakan oleh sulitnya memperoleh atau memproduksi batik, sehingga para pengrajin batik menghemat kain batik dengan menerapkan teknik dua sisi motif batik. Ciri khas batik ini adalah motifnya saling tumpuk dengan berbagai macam warna dan terdapat dua sisi motif dalam satu kain batik.
d.       China
Pengaruh China pada kain batik sangat tampak pada warna-warnanya yang banyak menggunakan warna merah dan orange, motif kupu-kupu yang melambangkan cinta kasih, burung hong (merak) yang melambangkan kemewahan, keanggunan dan kecantikan.
 e.       Arab
Pengaruh arab juga turut mewarnai motif batik Nusantara, misalnya pada batik indramayu dan batik Jambi yang mendapat pengaruh dari motif surat (ayat-ayat suci Al-Qur’an), “sawat riwe” dan “singa parsi”. Singa parsi merupakan motif yang menggambarkan pedang “Dzul fiqar”. Menurut sejarah, pedang ini adalah pemberian nabi besar Muhammad SAW kepada menantunya Ali Bin Abi Thalib.
      Perkembangan batik pada awalnya sangat pesat di pulau Jawa, terutama Jawa Tengah. Pembatikan yang berjalan sangat pesat itu berjalan di daerah Solo dan Yogyakarta. Namun pada akhirnya perkembangan batik juga merambah ke daerah pesisir seperti, Indramayu, Pekalongan, Demak, Lasem, Cirebon, Tuban dan Madura.
      Dalam perkembangannya, batik Solo dan Yogyakarta sangat mempengaruhi batik daerah pesisir, namun rakyat daerah pesisir tidak terpaku dengan pakem-pakem batik Solo dan Yogyakarta yang merupakan daerah kekuasaan keraton. Fenomena ini memberikan kebebasan rakyat untuk bebas memproduksi batik sesuai dengan corak daerah masing-masing. Daerah pesisir merupakan daerah transit perdagangan yang sering disinggahi kapal milik pedagang asing. Masuknya barang-barang dari luar negeri seperti keramik China, kain cinde dari India barat (Gujarat) dan lainnya sedikit banyak memberikan pengaruh kesenian daerah setempat, terutama daerah pesisir. Dari sinilah lahir karya- karya baru dengan keunikan, keindahan dan ciri khas tersendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar