Senin, 03 Desember 2012
Minggu, 02 Desember 2012
PENJASKES SEMESTER 2
Materi Penjas Semester 2
Materi Penjas Kelas XI
IPA Semester 2
A. Atletik
Lari sambung II Pada semester I telah dijelaskan
mengenai lari sambung terutama penerimaan tongkat estafet dengan cara
tidak menoleh ke belakang (nonvisual). Cara visual dan non visual hampir
sama perbedaannya terutama pada nama dan cara penyerahan tongkat.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam nomor lari
estafet adalah sebagai berikut :a). Bagi penerima tongkat estafet :
Tentukan tanda-tanda setepat-tepatnya sesuai hasil
latihan:
Lakukanlah start tepat pada waktu pemberi sampai pada tanda,
janganterlalu cepat atau terlalu lambat. Lakukanlah
start secepat-cepatnya agar segera dapat mencapaikecepatan tertinggi.
waktu tangan ke belakang, tangan jangan
goyang / bergerak.
Pabila terlalu awal melakukan start dan setelah kira-kira 10
meter belum terkejar, hendaknya kecepatan larinya dikurangi sedikitsehingga dapat menerima tongkat sebelum melewati
batas daerah pertukaran tongkat. Jangan mengurangi kecepatan
secara mendadak apalagi berhenti.Agar tidak melewati batas
daerah pertukaran tongkat , hendaknya startdilakukan 10 meter sebelum garis batas
permulaan pergantian.
b). Bagi pemberi tongkat estafet. Jangan sampai terjadi kegagalan dalam pemberian tongkat Apabila
penerima tongkat terlalu cepat terkejar, usahakan jangansampai menabraknya, tetapi larilah di samping
penerima dan jangan tergesa ± gesa
memberikan tongkat sebelum penerima siap menerimatongkat dengan baik. Jangan melepaskan tongkat dan mengurangai
kecepatan sebelum yakintongkat itu telah diterima. Larilah terus
dengan mengurangi kecepatansedikit demi sedikitdi lintasannya sendiri
agar jangan mengganggu pelari regu lain.
Cara
Menentukan urutan pelari
a). Pelari pertama
Pelari yang punya kemampuan start baik dan
pelari di tikungan yang baik.
Pelari dengan kemampuan kecepatan yang
tinggi, tetapi daya tahannyakurang apabila dibandingkan pelari lain.
b). Pelari kedua
Pelari yang terampil dan bertanggung jawab sebab pelari inimempunyai tugas ganda , yaitu sebagai penerima
dan pemberi tongkat. Pelari dengan kemampuan daya tahan yang baik
karena harusmenempuh jarak 120-130 meter
.Kemampuan lari di tikungan kurang .c). Pelari ke tiga
Kemampuan lari di tikungan baik. Larinya
sama dengan pelari ke dua.
d). Pelari ke empat Pelari yang tercepat Pelari yang mempunyai semangat tinggi karena
sebagai penentukalah/menang regunya.Kesalahan dalam pergantian tongkat (
lari 4 x 100 meter.
BAHASA INGGRIS SEMESTER 1
Bahasa Inggris Semester 1
Materi Bahasa Inggris kelas XI IPA Semester
ganjil
Welcome
speeches and memos
Example welcomespeeches
“ Good afternoon
everybody I’m very grateful for you attendance at the monthly OSIS meeting this
time. I do hope happiness, prosperity and a successful life will always be
given to us all.
Friends, I’m very happy
that we can discuss our programs for the lew months to come. You know, we still
have three programs to finish this years before we end our management period.
So, any ideas, suggestions, and solutions are welcomed.
Well, let us pray
before we start the meeting.”
The text above is a
welcome speech. It is delivered at the opening of an OSIS meeting. A welcome
speech may include a general wlcome to all the guests. Sometimes we need to
specifically acknowledge certain important guests. We also need to give a brief
introduction of the occasion, and conclude the speech. Furthermore , we should
give a simple and short welcome speech.
Please remember. When
we deliver a welcome speech, we should use the right tone and pronounce the
words clearly. We don’t need to be in a hurry. So, the audience will pay
attention to us.
Example Memos:
To : Ratih Anggraini
To : Ratih Anggraini
From : Gilang, sales manager
Subject : A Confirmation of meeting
Your appointment to
meet Ms. Wika, the sales supervisor of PT.Indo Electric Sejahtera, is on
Wednesday, November 24, at 11 a.m. meet her in the meeting room. Please be on
time.
Gilang,
Sales Manager
The text above is
called a memo. It is a short note to remind someone about something, for
exampleabout an appointment, from superiors to subordinates.
Please remember . when
you write a memo, tou should put your memo in the right pleace. Make sure that
the people to whom the memo is addressed will read it.
PKN SEMESTER 2
Materi
PKN Kelas XI IPA Semester 2
Sejarah
dan Perkembangan Hukum Internasional
Hukum Internasional modern sebagai suatu
sistem hukum yang mengatur hubungan antara negara-negara, lahir dengan
kelahiran masyarakat Internasional yang didasarkan atas negara-negara nasional.
Sebagai titik saat lahirnya negara-negara nasional yang modern biasanya diambil
saat ditandatanganinya Perjanjian Perdamaian Westphalia yang mengakhiri Perang
Tiga Puluh Tahun di Eropa.
Zaman dahulu kala sudah terdapat ketentuan yang
mengatur, hubungan antara raja-raja atau bangsa-bangsa:
Dalam lingkungan kebudayaan India Kuno telah terdapat kaedah dan lembaga
hukum yang mengatur hubungan antar kasta, suku-suku bangsa dan raja-raja yang
diatur oleh adat kebiasaan. Menurut Bannerjce, adat kebiasaan yang mengatur
hubungan antara raja-raja dinamakan Desa Dharma. Pujangga yang terkenal pada
saat itu Kautilya atau Chanakya.Penulis buku Artha Sastra Gautamasutra salah
satu karya abad VI SM di bidang hukum.
Dalam hukum kuno mereka antara lain Kitab
Perjanjian Lama, mengenal ketentuan mengenai perjanjian, diperlakukan terhadap
orang asing dan cara melakukan perang.Dalam hukum perang masih dibedakan (dalam
hukum perang Yahudi ini) perlakuan terhadap mereka yang dianggap musuh
bebuyutan, sehingga diperbolehkan diadakan penyimpangan ketentuan perang.
Lingkungan kebudayaan Yunani.Hidup dalam
negara-negara kita.Menurut hukum negara kota penduduk digolongkan dalam 2
golongan yaitu orang Yunani dan orang luar yang dianggap sebagai orang biadab
(barbar). Masyarakat Yunani sudah mengenal ketentuan mengenai perwasitan
(arbitration) dan diplomasi yang tinggi tingkat perkembangannya.
Sumbangan yang berharga untuk Hukum
Internasional waktu itu ialah konsep hukum alam yaitu hukum yang berlaku secara
mutlak dimanapun juga dan yang berasal dari rasion atau akal manusia.
Hukum Internasional sebagai hukum yang
mengatur hubungan antara kerajaan-kerajaan tidak mengalami perkembangan yang
pesat pada zaman Romawi. Karena masyarakat dunia merupakan satu imperium yaitu
imperium roma yang menguasai seluruh wilayah dalam lingkungan kebudayaan
Romawi. Sehingga tidak ada tempat bagi kerajaan-kerajaan yang terpisah dan
dengan sendirinya tidak ada pula tempat bagi hukum bangsa-bangsa yang mengatur
hubungan antara kerajaan-kerajaan. Hukum Romawi telah menyumbangkan banyak
sekali asas atau konsep yang kemudian diterima dalam hukum Internasional ialah
konsep seperti occupatio servitut dan bona fides. Juga asas “pacta sunt
servanda” merupakan warisan kebudayaan Romawi yang berharga.
Abad pertengahan
Selama abad pertengahan dunia Barat dikuasai
oleh satu sistem feodal yang berpuncak pada kaisar sedangkan kehidupan gereja
berpuncak pada Paus sebagai Kepala Gereja Katolik Roma. Masyarakat Eropa waktu
itu merupakan satu masyarakat Kristen yang terdiri dari beberapa negara yang
berdaulat dan Tahta Suci, kemudian sebagai pewaris kebudayaan Romawi dan
Yunani.
Di samping masyarakat Eropa Barat, pada waktu
itu terdapat 2 masyarakat besar lain yang termasuk lingkungan kebudayaan yang
berlaianan yaitu Kekaisaran Byzantium dan Dunia Islam. Kekaisaran Byzantium
sedang menurun mempraktikan diplomasi untuk mempertahankan supremasinya. Oleh
karenanya praktik Diplomasi sebagai sumbangan yang terpenting dalam
perkembangan Hukum Internasional dan Dunia Islam terletak di bidang Hukum
Perang.
TIK SEMESTER 2
A. ELEMEN-ELEMEN DASAR JENDELA KERJA MICROSOFT EXCEL
1. Baris Judul (Tittle Bar), bagian ini berisi nama file
dan nama program aplikasi yang sedang kita
aktifkan.2. Baris Menu (Menu Bar), bagian ini berisi barisan perintah berupa menu, seperti menu File, Edit, View, Insert, Format, Tools, Data, Window dan Help.
3. Baris Toolbars (Toolbars), bagian ini berisi tombol-tombol yang digunakan untuk menjalankan suatu perintah dengan cepat dan mudah, khususnya perintah-perintah yang sering digunakan.
4. Tombol Ukuran (Sizing Button), bagian ini berisi tombol-tombol untuk mengatur ukuran jendela kerja Microsoft Excel.
5. Task Pane, bagian ini merupakan bagian yang akan membantu kita pada saat mwnyunting (mengedit) lembar kerja. Jendela task Pane ini akakn ditampilkan secara otomatis dan isinya menyesuaikan dengan pekerjaan yang sedang kita lakukan.
6. Baris Penggulung Tegak (Vertical Scroll Bar), bagian ini ditujukan untuk menggeser layar ke atas atau ke bawah.
7. Baris Penggulung Mendatar (Horizontal Scroll Bar), bagian ini ditujukan untuk menggeser layar ke kanan atau ke kiri.
8. Baris Rumus (Formula Bar), bagian ini akan menampilkan informasi mengenai isi sel yang sedang aktif di lembar kerj
SENI BUDAYA SEMESTER 2
Seni Budaya Semester 2
Materi Seni Budaya
Kelas XI IPA Semester 2
B. Sejarah Batik
Para
ahli masih belum dapat menyimpulkan secara pasti sejarah dan asal-muasal batik.
Jika ditelusuri 1.500 tahun lalu, terdapat teknik merintangkan warna (dye
resistance) seperti batik yang ditemukan di Mesir dan Timur Tengah.
Hal yang sama juga ditemukan di Turki, India, China, Jepang, dan Afrika Barat.
Walaupun berbagai Negara memiliki teknik merintang warna seperti batik, namun
tidak dari semua negara itu yang mengembangkan batik sebagai seni yang
sangat dikembangkan dan dipakai sehari-hari seperti di Jawa. Asal
muasal masuknya batik di Indonesia belum diketahui secara
pasti. Keragaman motif batik tidak lebih dari proses akulturasi atau
percampuran budaya. Ada beberapa kemungkinan motif batik yang mendapat pengaruh
dari budaya luar negeri, antara lain :
India,
Terdapat
persamaan motif ceplok (kuncup bunga yang sedang mekar) di India.
b. Perancis
atau Belanda
Ragam hias
buketan berasal dari bahasa Perancis dan Belanda “bouquet” atau
motif rangkaian bunga.
Batik
Hokokai atau batik pagi sore adalah jenis batik yang mendapat pengaruh dari
Jepang. Batik ini disebut batik pagi sore, karena terdapat dua sisi
motif batik yang berbeda. Penggunaannya, pada pagi hari digunakan sisi pertama,
dan sore harinya menggunakan sisi yang lain. Hal ini dikarenakan oleh sulitnya
memperoleh atau memproduksi batik, sehingga para pengrajin batik menghemat kain
batik dengan menerapkan teknik dua sisi motif batik. Ciri khas batik ini adalah
motifnya saling tumpuk dengan berbagai macam warna dan terdapat dua sisi motif
dalam satu kain batik.
d. China
Pengaruh
China pada kain batik sangat tampak pada warna-warnanya yang banyak menggunakan
warna merah dan orange, motif kupu-kupu yang melambangkan cinta kasih, burung
hong (merak) yang melambangkan kemewahan, keanggunan dan kecantikan.
e. Arab
Pengaruh arab juga turut
mewarnai motif batik Nusantara, misalnya pada batik indramayu dan batik Jambi
yang mendapat pengaruh dari motif surat (ayat-ayat suci Al-Qur’an), “sawat
riwe” dan “singa parsi”. Singa parsi merupakan motif yang menggambarkan pedang
“Dzul fiqar”. Menurut sejarah, pedang ini adalah pemberian nabi besar
Muhammad SAW kepada menantunya Ali Bin Abi Thalib.
Perkembangan
batik pada awalnya sangat pesat di pulau Jawa, terutama Jawa Tengah. Pembatikan
yang berjalan sangat pesat itu berjalan di daerah Solo dan Yogyakarta. Namun
pada akhirnya perkembangan batik juga merambah ke daerah pesisir seperti,
Indramayu, Pekalongan, Demak, Lasem, Cirebon, Tuban dan Madura.
Dalam
perkembangannya, batik Solo dan Yogyakarta sangat mempengaruhi batik daerah
pesisir, namun rakyat daerah pesisir tidak terpaku dengan pakem-pakem batik
Solo dan Yogyakarta yang merupakan daerah kekuasaan keraton. Fenomena ini
memberikan kebebasan rakyat untuk bebas memproduksi batik sesuai dengan corak
daerah masing-masing. Daerah pesisir merupakan daerah transit perdagangan yang
sering disinggahi kapal milik pedagang asing. Masuknya barang-barang dari luar
negeri seperti keramik China, kain cinde dari India barat (Gujarat) dan lainnya
sedikit banyak memberikan pengaruh kesenian daerah setempat, terutama daerah
pesisir. Dari sinilah lahir karya- karya baru dengan keunikan, keindahan dan
ciri khas tersendiri.matematika semester 2
Materi Matematika Semester 2
PENGERTIAN SUKUBANYAK
Adalah Rene Descartes yang memperkenalkan penggunaan huruf-huruf awal
alfabet a, b, c, …, untuk menyatakan konstanta, serta penggunaan huruf-huruf akhir
alfabet , …, x, y, z untuk menyatakan peubah (variabel). “To this excellent custom we
shall adhere.” Untuk aturan yang sangat bagus ini, seharusnya kita mengikutinya, tulis
Abraham dan Gray (1971:388). Pada masa sekarang, untuk penggunaan simbol-simbol
yang lebih banyak dari huruf-huruf pada alfabet, dapatlah digunakan indeks seperti a1, a2,
a3, a4, …, ak, ak+1, …, an.
Bentuk Umum Sukubanyak
Jika a0, a1, a2, …,an. merupakan n + 1 bilangan (bisa real dan bisa juga kompleks), maka
bentuk umum sukubanyaknya adalah:
P(x) = anx
n
+ an–1x
n–1
+ an-2x
n-2
+ … + a2x
n
+ a1x + a0.
Berikut ini adalah beberapa istilah penting:
· Bentuk aljabar akx
k
disebut suku.
· ak disebut koeffisien x
k
· Koeffisien dari x dengan pangkat tertinggi disebut dengan koeffisien utama
(leading coeffisien).
· a0 disebut konstanta.
· Untuk an ¹ 0 maka sukubanyak tersebut berderajat n.
Contoh.
1. P(x) = 2x
17
– 5 adalah sukubanyak berderajat 17, koeffisien utamanya 2,
konstantanya adalah – 5, dan koeffisien x
15
adalah 0
2. P(x) = x adalah sukubanyak berderajat 1, koeffisien utamanya 1, dan
konstantanya juga 0.
3. P(x) = 5 adalah sukubanyak berderajat 0.
4. P(x) = 0 adalah sukubanyak 0, dan tidak memilik derajat.
Penjumlahan dan Perkalian Sukubanyak
Jika P(x) = 2x + 3 dan Q(x) = 3x – 5; maka
a. P(x) + Q(x) = (2x + 3) + (3x – 5) = 5x – 2
b. P(x) Q(x) = (2x + 3) (3x – 5)
= 6x
2
– x – 15
kimia semester 2
Hidrolisis Garam
Hidrolisis berasal dari kata
hidro yaitu air dan lisis berarti penguraian, berarti hidrolisis garam
adalah penguraian garam oleh air yang menghasilkan asam dan basanya
kembali. Ada dua macam hidrolisis, yaitu:
- Hidrolisis parsial/sebagian (jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa kuat atau sebaliknya & pada hidrolisis sebagian hanya salah satu ion saja yang mengalami reaksi hidrolisis, yang lainnya tidak)
- Hidrolisis total (jika garamnya berasal dari asam lemah dan basa lemah)
ADA EMPAT JENIS GARAM, YAITU :
- Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa kuat (misalnya NaCl, K2SO4 dan lain-lain)tidak mengalami hidrolisis. Untuk jenis garam yang demikian nilai pH = 7 (bersifat netral)
- Garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dengan basa lemah (misalnya NH4Cl, AgNO3 dan lain-lain) hanya kationnya yang terhidrolisis (mengalami hidrolisis parsial). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH <>
- Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa kuat (misalnya CH3COOK, NaCN dan lain-lain) hanya anionnya yang terhidrolisis (mengalami hidrolisis parsial). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH > 7 (bersifat basa)
- Garam yang terbentuk dari reaksi asam lemah dengan basa lemah (misalnya CH3COONH4, Al2S3 dan lain-lain) mengalami hidrolisis total (sempurna). Untuk jenis garam yang demikian nilai pH-nya tergantung harga Ka den Kb
Hidrolisis Garam | Materi Kimia SMA Kelas XI Semester 2
Tabel Pembentukan Garam
asam pembentuk
|
basa pembentuk
|
sifat larutan
|
contoh
|
---|---|---|---|
kuat
|
kuat
|
netral
|
NaCl; K2SO4
|
kuat
|
lemah
|
asam
|
NH4Cl; Al2(SO4)3
|
lemah
|
kuat
|
basa
|
CH3COONa; Na2CO3
|
lemah
|
lemah
|
bergantung Ka & Kb
|
CH3COONH4
|
sejarah semester 2
PAHAM RASIONALISME, REVOLUSI INDUSTRI, DAN KAPITALISME SERTA PERKEMBANGAN KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BARAT DI INDONESIA
Rasionalisme adalah paham yang menganggap sesuatu itu dianggap benar jika sesuai dengan akal pikiran. Tempat kelahiran rasionalisme
adalah Prancis (Renne Descartes 1596-1650). Ia adalah seorang filosof,ilmuwan dan matematikus Prancis yang tersohor. Sebenarnya, rasionalisme merupakan kelanjutan dari perlawanan terhadap ajaran-ajaran yang bersifat dogmatis dan taradisi yang mulai tampak pada abad ke-15 dan abad ke-16.
2. Merkantilisme
Istilah Merkantilisme diambil dari kata ”Mercari” yang artinya berjual beli. Merkantilisme adalah sebuah sistem ekonomi di mana negara memiliki wewenang yang besar, atau disebut juga sebagai sistem ekonomi proteksi. Kemakmuran diperoleh dari perdagangan luar negeri.
Tujuan dari merkantilisme adalah untuk melindungi perkembangan industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara yang ada di masing-masing negara. Negara atau pemerintah memperoleh kekayaan sebanyak-banyaknya untuk membiayai negara; negara atau pemerintah merupakan satu-satunya penguasa ekonomi. Cara yang digunakan dalam rangka memperkaya Negara adalah dengan penumpukan kekayaan yang berupa logam mulia yaitu emas dan perak. Negara yang banyak memiliki timbunan logam mulia dalam jumlah yang besar merupakan negeri yang kaya, dan mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kekuatannya sehingga dapat memperkuat armada perangnya.
3. Revolusi Industri
Revolusi Industri adalah perubahan radikal dalam cara pembuatan atau
memproduksi barang-barang dengan menggunakan mesin-mesin, baik untuk tenaga penggerak maupun untuk tenaga pemproses. Dengan digunakannya mesin-mesinmenjadikan tenaga manusia tidak terpakai lagi, sehingga terjadi peningkatan kualitas
dan kuantitas produksi barang, termasuk perubahan dalam cara kerja dan
pemasarannya.
4. Kapitalisme
Kapitalisme adalah system dan paham ekonomi yang modalnya ( penanaman modal dan kegiatan industrinya ) bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta guna bersaing bebas di pasaran internasional, nasional maupun lokal. Kapitalisme merupakan respon terhadap merkantilisme yang menempatkan Negara sebagai pemilik kekayaan Negara. Kapitalisme menempatkan individu sebagai pemilik modal yang menguasai kekayaan alam.
C. MASUKNYA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME ASING KE WILAYAH
INDONESIA : PORTUGIS, SPANYOL, VOC-BELANDA DAN INGGRIS
1. MASA KEKUASAAN VOC
Usaha bangsa Barat untuk mendapatkan benua baru dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol yang ingin mendapatkan rempah-rempah. Bartholomeu Dias (1492) dan Vasco daGama (1498) berkebangsaan Portugis berlayar menyusuri pantai barat Benua Afrika akhirnyatiba di Kalkuta, India. Kemudian mereka membangun kantor dagang di Kalkuta dan berdagang di Asia Tenggara. Pada tahun 1512, Portugis masuk ke Maluku sedangkan Spanyol masuk ke Tidore (1521) untuk mencari rempah-rempah.
Pada tahun 1596, pedagang Belanda dengan empat buah kapal di bawah Cornelis de Houtman berlabuh di Banten. Mereka mencari rempah-rempah di sana dan daerah sekitarnya untuk diperdagangkan di Eropa. Namun, karena kekerasan dan kurang menghormati rakyat maka diusir dari Banten. Kemudian pada tahun 1598, pedagang Belanda datang kembali ke Indonesia di bawah Van Verre dengan delapan kapal dipimpin Van Neck, Jacob van Heemkerck datang di Banten dan diterima Sultan Banten
Abdulmufakir dengan baik. Sejak saat itulah ada hubungan perdagangan dengan pihak
Belanda sehingga berkembang pesat perdagangan Belanda di Indonesia.
Namun, tujuan dagang tersebut kemudian berubah. Belanda ingin berkuasa sebagai penjajah yang kejam dan sewenang-wenang, melakukan monopoli perdagangan, imperialisme ekonomi, dan perluasan kekuasaan.
Setelah bangsa Belanda berhasil menanamkan kekuasaan perdagangan dan ekonomi di Indonesia maka pada tanggal 20 Maret 1602 Belanda membentuk kongsi dagang VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) yang dianjurkan oleh Johan van Olden Barnevelt yang mendapat izin dan hak istimewa dari Raja Belanda. Alasan pendirian VOC adalah adanya persaingan di antara pedagang Belandasendiri, adanya ancaman dari komisi dagang lain, seperti (EIC) Inggris, dan dapat memonopoli perdagangan rempah-rempah di Indonesia. Untuk mendapatkan keleluasaan usaha di Indonesia, VOC memiliki hak oktroi, yaitu hak istimewa.
Di samping itu, VOC juga melakukan pelayaran Hongi, yakni misi pelayaran Belanda yang ditugasi mengawasi, menangkap, dan mengambil tindakan terhadap para pedagang dan penduduk pribumi yang dianggapnya melanggar ketentuan perdagangan Belanda. Usaha VOC semakin berkembang pesat (1623) dan berhasil menguasai rempah-
rempah di Ambon dalam peristiwa Ambon Massacre. Selanjutnya tahun 1641, VOC berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis. VOC selalu menggunakan Batigslot Politiek (politik mencari untung, 1602 – 1799) dengan memegang monopoli Belanda di Indonesia. Selain itu, VOC menjalankan politik devide et impera, yakni sistem pemecah belah di antara rakyat Indonesia.
Perjalanan kongsi dagang VOC lama kelamaan mengalami kemunduran, bahkan
VOC runtuh pada tanggal 31 Desember 1799. Kemunduran VOC disebabkan hal-hal berikut.
a. Perang-perang yang dilakukan membutuhkan biaya yang besar padahal hasil dari bumi
Indonesia telah terkuras habis dan kekayaan Indonesia sudah telanjur terkirim ke
Negeri Belanda. VOC tidak kuat lagi membiayai perang-perang tersebut.
b.Kekayaan menyebabkan para pegawai VOC melupakan tugas, kewajiban, dan tanggung
jawab mereka terhadap pemerintah dan masyarakat.
c.Terjadinya jual beli jabatan.
d.Tumbuhnya tuan-tuan tanah partikelir.
e.Kekurangan biaya tersebut tidak dapat ditutup dengan hasil penjualan tanah saja, VOC
harus juga mencari pinjaman. Akibatnya, utang VOC semakin besar.
f.Pada akhir abad ke-18, VOC tidak mampu lagi memerangi pedagang-pedagang Eropa
lainnya (Inggris, Prancis, Jerman) yang dengan leluasa berdagang di Nusantara
sehingga monopoli VOC hancur.
Keberadaan VOC sudah tidak dapat dipertahankan lagi sehingga harta milik dan
utang-utangnya diambil alih oleh pemerintah negeri Belanda. Pemerintah kemudian membentuk Komisi Nederburg untuk mengurusinya, termasuk mengurusi wilayah VOC di Indonesia (1800 – 1907).
agama semester 1
belomba-lomba dalam kebaikan
- Niat yg Ikhlas Niat yg ikhlas merupakan faktor penting dalam tiap
amal. Karena dalam banyak amal di dalam Islam niat yg ikhlas merupakan
rukun terpenting dan pertama. Niat yg ikhlas krn Allah dalam melakukan
kebaikan akan membuat seseorang memiliki perasaan yg ringan dalam
mengerjakan amal-amal yg berat sekalipun apalagi bila amal kebaikan itu
tergolong amal yg ringan. Sedangkan tanpa keikhlasan jangankan amal yg
berat amal yg ringan pun akan terasa menjadi berat. Disamping itu
keikhlasan akan membuat seseorang berkesinambungan dalam amal kebaikan.
Orang yg ikhlas tidak akan bersemangat krn dipuji dan tidak akan lemah
krn dicela. Ada pujian atau celaan tidak akan membuatnya terpengaruh
dalam melakukan kebaikan.
- Cinta Kebaikan dan Orang Baik
Seseorang akan antusias melaksanakan kebaikan manakala pada dirinya
terdapat rasa cinta pada kebaikan hal ini krn mana mungkin seseorang
melakukan suatu kebaikan apabila dia sendiri tidak suka pada kebaikan
itu. Oleh krn itu rasa cinta pada kebaikan harus kita tanamkan ke dalam
jiwa kita masing-masing sehingga kita akan menjadikan tiap bentuk
kebaikan sebagai bagian yg tidak akan terpisahkan dalam kehidupan kita
ini akan membuat kebaikan selalu menyertai kehidupan ini. Disamping
cinta kepada kebaikan akan kita suka melakukan kebaikan harus tertanam
juga di dalam jiwa kita rasa cinta kepada siapa saja yg berbuat baik
hal ini akan membuat kita ingin selalu meneladani dan mengikuti segala
bentuk kebaikan siapa pun yg melakukannya. Allah SWT telah menyebutkan
kecintaan-Nya kepada siapa saja yg berbuat baik karenanya kita pun
harus mencintai mereka yg berbuat baik. Allah berfirman yg artinya “Dan
belanjakanlah di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah krn sesungguhnya Alllah
mencintai orang-orang yg berbuat baik.” .
- Merasa
Beruntung bila Melakukan Kebakan Berbuat baik merupakan sesuatu yg
sangat mulia krn itu seseorang akan melakukan kebaikan apabila dgn
kebaikan itu dia merasa memperoleh keberuntungan baik di dunia maupun di
akhirat. Ada banyak keuntungan yg akan diperoleh manusia bila ia
berbuat baik. Pertama selalu disertai oleh Allah SWT lihat QS 16 128. Kedua menambah keni’matan untuknya lihat QS 2 58; 7 161; 33 29. Ketiga dicintai Allah lihat QS 7 161; 5 13; 2 236; 3 134; 3 148; 5 96. Keempat memperoleh rahmat Allah lihat QS 7 56. Kelima memperoleh pahala yg tidak disia-siakan Allah SWT lihat QS 9 120; 11 115; 12 56. Keenam dimasukkan ke dalam surga lihat QS 5 85; 39 34; 6 84; 12 22; 28 14; 37 80.
- Merasa
Rugi ila Meninggalkan Kebaikan Apabila seseorang merasa beruntung dgn
kebaikan yg dilakukannya dgn sejumlah keutamaan yg disebutkan dalam
Alquran maka bila seseorang tidak berbuat baik dia akan merasa sangat
rugi baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Bagi seorang mukmin
bagaimana mungkin dia tidak merasa rugi bila tidak melakukan kebaikan
krn kehidupan ini memang harus dijalani utk mengabdi kepada Allah SWT yg
merupakan puncak dari segala bentuk kebaikan yg harus dijalani.
Manakala di dunia ini seseorang sudah merasa rugi maka di akhirat pun
dia akan merasa rugi krn apa yg dilakukan seseorang dalam kehidupannya
di dunia akan sangat berpengaruh di akhirat krn kehidupan akhirat pada
hakikatnya adl hasil dari kehidupan di dunia bila seseorang berlaku baik
di dunia dia akan memperoleh keberuntungan di akhirat disamping
keberuntungan di dunia sedangkan bila seseorang tidak melakukan kebaikan
di dunia maka dia akan memperoleh kerugian di dunia dan penyesalan yg
sangat dalam di akhirat kelak sebagai bentuk dari mengabaikan
nilai-nilai Islam. Allah SWT berfirman yg artinya “Barangsiapa
mencari selain Islam sebagai agamanya maka sekali-kali tidaklah akan
diterima daripadanya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yg rugi.” .
- Meneladani
Generasi yg Baik Perbuatan baik dan yg lbh baik lagi akan dilakukan
oleh seorang muslim apabila dia mau meneladani orang yg berbuat baik hal
ini menjadi penting krn dgn demikian dia menyadari bahwa meskipun
perasaannya sudah banyak perbuatan baik yg dilakukannya tetap saja dia
merasa masih sedikit dibanding orang lain yg jauh lbh baik dari dirinya
hal ini akan memicu semangatnya utk berbuat baik yg lbh banyak lagi.
Karena itu idealnya seorang mukmin bisa menjadi seperti cermin bagi
mukmin lainnya sehingga manakala seseorang mengenal dan memperhatikann
dirinya akan merasakan begitu banyak kekurangan termasuk dalam hal
berbuat baik.
- Memahami Ilmu Kebaikan Bagi seorang muslim tiap
amal yg dilakukannya tentu harus didasari pada ilmu semakin banyak ilmu
yg dimiliki dipahami dan dikuasai insya Allah akan makin banyak amal yg
bisa dilakukannya sedangkan makin sedikit pemahaman atau ilmu
seseorang akan semakin sedikit juga amal yg bisa dilakukannya apalagi
belum tentu orang yg mempunyai ilmu secara otomatis bisa
mengamalkannya. Ini berarti seseorang akan semakin terangsang utk
melakukan kebaikan manakala dia memahami ilmu tentang kebaikan itu.
Kebaikan yg Diterima Setiap kebaikan yg dilakukan seseorang tentu harus
menghasilkan penilaian yg positif dari Allah SWT. Paling tidak ada dua
kriteria tentang kebaikan yg diterima oleh Allah SWT. Pertama ikhlas
dalam beramal yakni melakukan suatu amal dgn niat semata-mata ikhlas
krn Allah SWT atau tidak riya dalam arti mengharap pujian dari selain
Allah SWT. Karena itu dalam hadis yg terkenal Rasulullah saw bersabda
yg artinya “Sesungguhnya amal itu sangat tergantung pada niatnya.”
Kedua melakukan kebaikan itu secara benar hal ini krn meskipun niat
seseorang sudah baik bila dalam melakukan amal dgn cara yg tidak baik
maka hal itu tetap tidak bisa diterima oleh Allah SWT krn ini termasuk
bagian dari mencari selain Islam sebagai agama hidupnya yg jelas-jelas
akan ditolak Allah SWT sebagaimana yg sudah disebutkan pada QS 3 85 di
atas. Akhirnya menjadi jelas bagi kita bahwa hidup ini harus kita jalani
utk mengabdi kepada Allah SWT yg terwujud salah satunya dalam bentuk
melakukan kebaikan dan masing-masing orang harus berusaha melakukan
kebaikan sebanyak mungkin sebagai bentuk kongkret dari perwujudan
kehidupan yg baik di dunia dan ini pula yg akan menjadi bekal bagi
manusia dalam menjalani kehidupannya di akhirat kelak. Oleh Drs. Ahmad
Yani Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesiasumber file al_islam.chm
mulok semester 1
I. Pengawetan
Ikan tergolong bahan makanan yang mudah sekali busuk oleh sebab itu agar sampai di tangan konsumen masih dalam keadaan baik,diperlukan cara-cara penanganan yang baik,dari sekian banyak upaya manusia untuk mempertahankan mutu ikan yang umum dilakukan adalah pengolahan secara tradisional yang memegang andil 50% dari pengawetan hasil ikan yang ditangkap diantaranya teknologi pengawetan ikan dengan cara pemindangan. Secara nasional penghasil utama pindang adalah Jawa Tengah 4,11%,Jawa Timur 3,39%, dan Jawa Barat 1,40% dari hasil total produksi perikanan laut Indonesia.
Berbeda dengan pembuat ikan asin walaupun pindang di olah dengan mempergunakan garam namun yang diperoleh hasil yang berbeda karena pada pengolahan pindang selain penggaraman juga dikombinasikan dengan proses pemanasan sehingga produk yang dihasilkan mempunyai karakteristik tersendiri.
Dari segi taknologi pengawetan produk pindang dapat diklasifikasikan sebagai produk setengah awet (semi preserved), dibandingkan dengan ikan segar pindang masih mungkin sampai mencapai pelosok desa, meningat masih kurang tersedianya fasilitas pendingin ikan. Dengan demikian upaya untuk memasyarakatkan makan ikan memperoleh jangkauan yang lebih luas.
II.Teknik Pemindang
Pemindang adalah pengolahan ikan yang dilakukan dengan cara merebus ikan dalam susana bergaram selama waktu tertentu. Setelah selesai pemasakan, biasanya wadah di mana ikan disusun langsung digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pengangkutan untuk dipasarkan.
Berdasarkan cara perebusan ikan dalam suasana bergaram maka teknik penggaraman dapat dibedakan atas 2 kategori yaitu pemindangan garam dan pemindangan air garam.
A. Pemindangan Garam
Pada teknik ini, lapisan ikan yang digarami dengan garam kering, disusun berlapis-lapis di dalam wadah yang terbuat dari plat logam, pendil atau paso tanah (belanja tanah) atau lainnya. Kemudian direbus dalam jangka waktu yang cukup lama (sekitar 4 – 6 jam), cairan perebus kemudian dibuang melalui lubang kecil bagian bawah wadah atau ditiriskan. Pada lapisan atas ditutup dengan selembar kertas dan di atas permukaan kertas ini disebarkan merata selapis garam.
B. Pemindangan Air Garam (brine boiling)
Ada teknik ini ikan ditaburi garam disusun diatas keranjang atau rak bambu disebut “naya”. Beberapa naya diisi ikan dan disusun vertikal pada suatu kerangka lalu dicelupkan kedalam air garam mendidih di dalam wadah yang terbuka dan lama pembuatan relatif jauh lebih singkat daripada teknik pemindangan garam. Setelah proses perebusan selesai, wadah di mana ikan tersusun diangkat, kemudian direndam atau disiram dan didinginkan untuk siap didistribusikan dan dipisahkan.
III. Cara Pengolahan
Jenis ikan yang dapat di pindang banyak sekali macamnya, tergantung dari kondisi perikanan setempat dan kebanyakan terdiri dari ikan pelaja seperti laying, selar, japu, kembung, kemuru, tembang, tuna cakalang bahkan kadang-kadang organ tubuh dari ikan pun dipindang. Untuk ikan kecil dipindang dalam keadaan utuh sedangkan ikan besar dipindang dalam bentuk potongan. Beberapa yang sering dilakukan oleh daerah yang membuatnya dikenal dengan cara Bawean, cara Muncar dan Pemindangan Gaya Baru.
A.Cara Bawean
- Alat dan bahan yang harus disediakan adalah pendil atau paso, daun pisang kering dan garam sebanyak 20 – 30% dari berat ikan. Gunakan garam yang kemurniannya tinggi kemudian ikan dicuci bersih setelah dibuang isi perut dan insangnya lalu ditaburi garam secukupnya.
-Perlakuan untuk cara ini, ikan dimasukkan kedalam pendil diatur berlapis-lapis serapat mungkin. Di antara lapisan diberikan garam,setelah pendil/paso penuh ikan ditambahkan air sampai ikan terendam. Pendil/paso dipanaskan diatas api sampai ikannya masak, yaitu apabila daging dekat ekor dan kepala susah retak-retak, air yang tersisa dikeluarkan. Setelah selesai pendil dibingkus dengan daun jati kemudian diikat supaya tidak pecah selama penyimpanan dan pengangkutan. Pindang bisa tahan sampai 3 bulan dan biasanya pemindangan dilakukan terhadap ikan layang (Decapterus spp) dan ikan Bandeng (Chanos-chanos).
B.Cara Muncar
-Caranya beda dengan bawean adalah dalam acara pemasakan yaitu tidak direbus tetapi dikukus diatas tungku khusus,sedangkan tempat yang dipakai bukan pendil/paso tanah, tetapi loko yaitu semacam ayakan dari bambu. Pada pemindangan cara ini harus disediakan loko, peti pemasakan, tungku khusus serta belanga atau wajan besar.
- Ikan dicuci bersih,di mana isi perut dan insangnya tidak dibuang, kemudian ikan yang sudah bersih direndam dalam air garam jernih (lk. 25%) selama 15 – 30 menit
- Kemudian ikan diatur/dijajar di atas loko sampai penuh dan ditiriskan ditempat teduh sampai kering. Loko/ayakan bambu dimasukkkan ke dalam peti pemasakan sampai penuh,air dimasak dalam belanga sampai mendidih kemudian peti yang berisi loko/ikan diletakkan diatas belanga sehingga uap air menghembus ikan diatasnya.
- Setiap 15 menit loko/ayakan bambu yang berisi ikan dibagian teratas dipindahkan ke bagian terbawah dan loko-loko lainnya digeser ke rak atasnya. Ikan sekali-kali dibalik supaya masak merata. Ikan akan masak bila dikukus selam + 1 jam, setelah masak ikan bersama lokonya disimpan dalam rak-rak bambu di tempat yang teduh, dibiarkan semalam sehingga kulit ikan menjadi kering dan mengkilap dan pindang ini bertahan selama 7 – 15 hari.
C. Pemindangan Gaya Baru
- Alat dan bahan yang harus disediakan adalah besek bambu, merang atau daun pisang kering dan garam sebanyak 20 – 50% dari berat ikan. Ikan yang telah dicuci bersih, dilumuri denagn garam dan diatur berlapis-lapis dalam besek yang alasnya sudah diberi merang atau daun pisang kering.
- Di atas lapisan merang dan di antara lapisan-lapisan ikan diberi garam, ikan dalam besek dibiarkan selama 1 – 3 jam supaya garam meresap ke dalam daging ikan. Kemudian besek dimasukkan ke dalam belanga yang berisi larutan garam yang mendidih. Setelah + 45 menit besek diangkat dan ditiriskan lalu disimpan. Cara dibandingkan dengan cara Bawea dan Muncar lebih bersih, lebih sedap dan dagingnya lebih padat. Pindang ikan bias tahan sampai 3 bulan.
Dilihat dari daya awet ikan pindang masih memungkinkan dipasarkan lebih luas dengan jangkuan yang lebih jauh dibandingkan dengan ikan segar.
Untuk distribusi ikan segar diperlukan cara-cara penanganan khusus dan tersedianya fasilitas pendinginan yang sekarang ini dirasakan masih kurang dan sulit didapat. Pada pemindangan cara pengolahannya maupun fasilitas yang digunakan cukup sederhana, sehingga para nelayan/petani ataupun pihak lain yang berminat dapat melakukannya. Hal inipun akan dapat lebih memperluas kesempatan kerja.
IV.Cara Membuat Ikan Pindang
A. Jenis Pindang
Macam-macam ikan pindang umumnya menurut kebiasaan daerah, jenis ikan yang dipindang dan selera yang diinginkan serta cara pemindangan yang dilaksanakan.
Adapun jenis-jenis ikan pindang antara lain:
1.Pindang Bawean.
2.Pindang Muncar
3.Pindang Gaya Baru
4.Pindang Cue
1.Pindang Bawean
Bahan-bahan :
- Ikan layang atau bandeng
- Garam hancuran
Peralatan :
- Pendil
- Tungku pemanas
Tahapan Pengolahan :
- Ikan dicuci bersih,usahakan pada air yang mengalir
- Sediakan garam sebanyak 2 – 3 kg untuk setiap 10 kg ikan
- Dasar pendil bagian dalam dilapisi dengan merang atau daun kering lalu ditaburi garam secukupnya
- Masukkan ikan yang telah dicampur dengan garam ke dalam pendil, tapi sisakan garam ( sebagian kecil) untuk perebusan yang kedua
- Kemudian pendil diairi secukupnya hingga ikan dalam pendil terbenam oleh air, terus ditutup bagian atas diberi pemberat
- Selanjutnya pendil dipanaskan diatas tungku pemanas selama 4 – 6 jam
- Setelah selesai perebusan air yang tersisa harus dikeluarkan dan air tersisa tersebut dapat digunakan untuk pembuatan petis
- Kemudian garam yang disisakan tadi, taburkan ke atas lapisan teratas dari ikan dalam pendil yang telah direbus lalu diairi sedikit dan direbus kembali pada tungku pemanas yang apinya kecil selama kurang lebih + 30 menit
- Setelah selesai pemanas yang kedua, simpan pendil-pendil tersebut di tempat yang terlindung dan bersih serta berventilasi udara yang cukup untuk kemudian dipasarkan
2. Pindang Muncar
Bahan-bahan :
- Ikan lemuru
- Garam yang dihancurkan/ditumbuk
Tahapan Pengolahan :
- Ikan dicuci sampai bersih, buat larutan garam + 2,5%. Caranya garam sebanyak 25 kg dilarutkan kedalam 100 liter air lalu rendam ikan yang telah dicuci kedalam larutan garam 25% selama 20 – 30 menit.
- Susunlah ikan-ikan kedalam loko lalu ditiriskan sebentar kemudian loko disusun di dalam peti pemasak
- Wajan/paso yang berisi air bersih di panaskan di atas tungku pemanas sampai airnya mendidih
- Masukan peti pemasakan yang telah berisis loko kedalam wajan yang berisi air telah mendidih
- Setiap 15 menit sekali, setiap loko yang teratas dari peti pemasak harus dipindahkan kelapisan/bagian bawah
- Lamanya pemanasan/perebusan + 1 jam
- Setelah pemasakan selesai loko-loko yang berisi ikan tersebut disimpan di tempat yang terlindung dan bersih selama 1 malam agar kulit ikan menjadi kering dan mengkilap
- Sebelum dipanaskan susunlah loko-loko lalu diikat menjadi satu ikatan baru kemudian dibungkus dan siap dipasarkan
3.Pindang Gaya Baru
Bahan-bahan :
- Ikan bandeng
- Garam yang dihancurkan/ditumbuk
Peralatan :
- Besek bambou,merang atau daun pisang yang telah kering
- Periuk/belanga
- Wajan/paso/badeng besar dengan garis tengah + 75 cm
- Peti pemasakan dari kayu
- Loko dengan ukuran 50 x 100 cm terbuat dari anyaman bamboo yang diberi bingkai
Tahapan Pengolahan :
- Ikan dibuang insang dan isi perutnya kemudian dicuci dengan air bersih lalu ditiriskan
- Lapisi besek bagian dalam dengan merang atau daun pisang yang telah kering
- Susunlah ikan bersama garam kedalam besek lalu dibiarkan besek tersebut selama ½ – 3 jam
- Belanga/periuk diisi garam dan air lalu dipanaskan distas tungku pemanas sampai mendidih, sehingga terjadi larutan garam jenuh yang mendidih. Maksud dari larutan garam jenuh yaitu apabila pada larutan garam yang mendidih bagian bawah atau dasar dari belanga terlihat ada endapan garam.
- Kemudian masukkan besek yang telah berisi larutan garam jenuh yang mendidih tadi selama 45 menit, setelah periuk/belanga yang diisi besek mendidih kembali, barulah besek-besek tersebut diangkat dari dalam periuk/belanga.
- Lalu besek-besek tersebut ditiriskan
- Sebelum dipasarkan/ dibawa kepasaran,simpan besek-besek tersebut di tempat yang terlindung dan bersih.
4.Pindang Cue
Bahan-bahan :
- Ikan tongkol ukuran besar, sedang dan kecil
- Garam yang sudah ditumbuk
Tahapan Pengolahan :
- Ikan dicuci sampai bersih : untuk yang berukuran besar ikan dipotong menjadi 3 potongan atau 4 potongan umumnya disesuaikan dengan kebiasaan daerah setempat
- Lapisi bagian dasar dari paso/badeng dengan anyaman bamboo
- Taburkan garam setebal 2 – 3 cm pada bagian bawah/dasar dari paso tersebut
- Kemudian susunlah ikan kedalam paso tadi dengan susunan garam-ikan-garam di mana lapisan yang paing atas adalah garam
- Lalu paso yang telah berisi ikan dan garam tersebut diairi secukupnya, sehingga ikan dan garam dalam paso tersebut terendam air
- Selanjutnya dipanaskan/direbus pakai tungku pemanas, lamanya perebusan 3 4 jam dan selama perebusan sebagian air dibuang
- Setelah selesai perebusan kemudian bagian atas dari paso ditutup dengan kertas atau daun waru lalu di atasnya ditutup dengan garam, kemudian paso/badeng ditutup dengan tampah dan terus diikat dengan kuat
- Sebelum dipasarkan simpanlah paso/badeng yang berisi ikan di tempat yang terlindung dengan ventilasi udara yang baik.
Ikan tergolong bahan makanan yang mudah sekali busuk oleh sebab itu agar sampai di tangan konsumen masih dalam keadaan baik,diperlukan cara-cara penanganan yang baik,dari sekian banyak upaya manusia untuk mempertahankan mutu ikan yang umum dilakukan adalah pengolahan secara tradisional yang memegang andil 50% dari pengawetan hasil ikan yang ditangkap diantaranya teknologi pengawetan ikan dengan cara pemindangan. Secara nasional penghasil utama pindang adalah Jawa Tengah 4,11%,Jawa Timur 3,39%, dan Jawa Barat 1,40% dari hasil total produksi perikanan laut Indonesia.
Berbeda dengan pembuat ikan asin walaupun pindang di olah dengan mempergunakan garam namun yang diperoleh hasil yang berbeda karena pada pengolahan pindang selain penggaraman juga dikombinasikan dengan proses pemanasan sehingga produk yang dihasilkan mempunyai karakteristik tersendiri.
Dari segi taknologi pengawetan produk pindang dapat diklasifikasikan sebagai produk setengah awet (semi preserved), dibandingkan dengan ikan segar pindang masih mungkin sampai mencapai pelosok desa, meningat masih kurang tersedianya fasilitas pendingin ikan. Dengan demikian upaya untuk memasyarakatkan makan ikan memperoleh jangkauan yang lebih luas.
II.Teknik Pemindang
Pemindang adalah pengolahan ikan yang dilakukan dengan cara merebus ikan dalam susana bergaram selama waktu tertentu. Setelah selesai pemasakan, biasanya wadah di mana ikan disusun langsung digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pengangkutan untuk dipasarkan.
Berdasarkan cara perebusan ikan dalam suasana bergaram maka teknik penggaraman dapat dibedakan atas 2 kategori yaitu pemindangan garam dan pemindangan air garam.
A. Pemindangan Garam
Pada teknik ini, lapisan ikan yang digarami dengan garam kering, disusun berlapis-lapis di dalam wadah yang terbuat dari plat logam, pendil atau paso tanah (belanja tanah) atau lainnya. Kemudian direbus dalam jangka waktu yang cukup lama (sekitar 4 – 6 jam), cairan perebus kemudian dibuang melalui lubang kecil bagian bawah wadah atau ditiriskan. Pada lapisan atas ditutup dengan selembar kertas dan di atas permukaan kertas ini disebarkan merata selapis garam.
B. Pemindangan Air Garam (brine boiling)
Ada teknik ini ikan ditaburi garam disusun diatas keranjang atau rak bambu disebut “naya”. Beberapa naya diisi ikan dan disusun vertikal pada suatu kerangka lalu dicelupkan kedalam air garam mendidih di dalam wadah yang terbuka dan lama pembuatan relatif jauh lebih singkat daripada teknik pemindangan garam. Setelah proses perebusan selesai, wadah di mana ikan tersusun diangkat, kemudian direndam atau disiram dan didinginkan untuk siap didistribusikan dan dipisahkan.
III. Cara Pengolahan
Jenis ikan yang dapat di pindang banyak sekali macamnya, tergantung dari kondisi perikanan setempat dan kebanyakan terdiri dari ikan pelaja seperti laying, selar, japu, kembung, kemuru, tembang, tuna cakalang bahkan kadang-kadang organ tubuh dari ikan pun dipindang. Untuk ikan kecil dipindang dalam keadaan utuh sedangkan ikan besar dipindang dalam bentuk potongan. Beberapa yang sering dilakukan oleh daerah yang membuatnya dikenal dengan cara Bawean, cara Muncar dan Pemindangan Gaya Baru.
A.Cara Bawean
- Alat dan bahan yang harus disediakan adalah pendil atau paso, daun pisang kering dan garam sebanyak 20 – 30% dari berat ikan. Gunakan garam yang kemurniannya tinggi kemudian ikan dicuci bersih setelah dibuang isi perut dan insangnya lalu ditaburi garam secukupnya.
-Perlakuan untuk cara ini, ikan dimasukkan kedalam pendil diatur berlapis-lapis serapat mungkin. Di antara lapisan diberikan garam,setelah pendil/paso penuh ikan ditambahkan air sampai ikan terendam. Pendil/paso dipanaskan diatas api sampai ikannya masak, yaitu apabila daging dekat ekor dan kepala susah retak-retak, air yang tersisa dikeluarkan. Setelah selesai pendil dibingkus dengan daun jati kemudian diikat supaya tidak pecah selama penyimpanan dan pengangkutan. Pindang bisa tahan sampai 3 bulan dan biasanya pemindangan dilakukan terhadap ikan layang (Decapterus spp) dan ikan Bandeng (Chanos-chanos).
B.Cara Muncar
-Caranya beda dengan bawean adalah dalam acara pemasakan yaitu tidak direbus tetapi dikukus diatas tungku khusus,sedangkan tempat yang dipakai bukan pendil/paso tanah, tetapi loko yaitu semacam ayakan dari bambu. Pada pemindangan cara ini harus disediakan loko, peti pemasakan, tungku khusus serta belanga atau wajan besar.
- Ikan dicuci bersih,di mana isi perut dan insangnya tidak dibuang, kemudian ikan yang sudah bersih direndam dalam air garam jernih (lk. 25%) selama 15 – 30 menit
- Kemudian ikan diatur/dijajar di atas loko sampai penuh dan ditiriskan ditempat teduh sampai kering. Loko/ayakan bambu dimasukkkan ke dalam peti pemasakan sampai penuh,air dimasak dalam belanga sampai mendidih kemudian peti yang berisi loko/ikan diletakkan diatas belanga sehingga uap air menghembus ikan diatasnya.
- Setiap 15 menit loko/ayakan bambu yang berisi ikan dibagian teratas dipindahkan ke bagian terbawah dan loko-loko lainnya digeser ke rak atasnya. Ikan sekali-kali dibalik supaya masak merata. Ikan akan masak bila dikukus selam + 1 jam, setelah masak ikan bersama lokonya disimpan dalam rak-rak bambu di tempat yang teduh, dibiarkan semalam sehingga kulit ikan menjadi kering dan mengkilap dan pindang ini bertahan selama 7 – 15 hari.
C. Pemindangan Gaya Baru
- Alat dan bahan yang harus disediakan adalah besek bambu, merang atau daun pisang kering dan garam sebanyak 20 – 50% dari berat ikan. Ikan yang telah dicuci bersih, dilumuri denagn garam dan diatur berlapis-lapis dalam besek yang alasnya sudah diberi merang atau daun pisang kering.
- Di atas lapisan merang dan di antara lapisan-lapisan ikan diberi garam, ikan dalam besek dibiarkan selama 1 – 3 jam supaya garam meresap ke dalam daging ikan. Kemudian besek dimasukkan ke dalam belanga yang berisi larutan garam yang mendidih. Setelah + 45 menit besek diangkat dan ditiriskan lalu disimpan. Cara dibandingkan dengan cara Bawea dan Muncar lebih bersih, lebih sedap dan dagingnya lebih padat. Pindang ikan bias tahan sampai 3 bulan.
Dilihat dari daya awet ikan pindang masih memungkinkan dipasarkan lebih luas dengan jangkuan yang lebih jauh dibandingkan dengan ikan segar.
Untuk distribusi ikan segar diperlukan cara-cara penanganan khusus dan tersedianya fasilitas pendinginan yang sekarang ini dirasakan masih kurang dan sulit didapat. Pada pemindangan cara pengolahannya maupun fasilitas yang digunakan cukup sederhana, sehingga para nelayan/petani ataupun pihak lain yang berminat dapat melakukannya. Hal inipun akan dapat lebih memperluas kesempatan kerja.
IV.Cara Membuat Ikan Pindang
A. Jenis Pindang
Macam-macam ikan pindang umumnya menurut kebiasaan daerah, jenis ikan yang dipindang dan selera yang diinginkan serta cara pemindangan yang dilaksanakan.
Adapun jenis-jenis ikan pindang antara lain:
1.Pindang Bawean.
2.Pindang Muncar
3.Pindang Gaya Baru
4.Pindang Cue
1.Pindang Bawean
Bahan-bahan :
- Ikan layang atau bandeng
- Garam hancuran
Peralatan :
- Pendil
- Tungku pemanas
Tahapan Pengolahan :
- Ikan dicuci bersih,usahakan pada air yang mengalir
- Sediakan garam sebanyak 2 – 3 kg untuk setiap 10 kg ikan
- Dasar pendil bagian dalam dilapisi dengan merang atau daun kering lalu ditaburi garam secukupnya
- Masukkan ikan yang telah dicampur dengan garam ke dalam pendil, tapi sisakan garam ( sebagian kecil) untuk perebusan yang kedua
- Kemudian pendil diairi secukupnya hingga ikan dalam pendil terbenam oleh air, terus ditutup bagian atas diberi pemberat
- Selanjutnya pendil dipanaskan diatas tungku pemanas selama 4 – 6 jam
- Setelah selesai perebusan air yang tersisa harus dikeluarkan dan air tersisa tersebut dapat digunakan untuk pembuatan petis
- Kemudian garam yang disisakan tadi, taburkan ke atas lapisan teratas dari ikan dalam pendil yang telah direbus lalu diairi sedikit dan direbus kembali pada tungku pemanas yang apinya kecil selama kurang lebih + 30 menit
- Setelah selesai pemanas yang kedua, simpan pendil-pendil tersebut di tempat yang terlindung dan bersih serta berventilasi udara yang cukup untuk kemudian dipasarkan
2. Pindang Muncar
Bahan-bahan :
- Ikan lemuru
- Garam yang dihancurkan/ditumbuk
Tahapan Pengolahan :
- Ikan dicuci sampai bersih, buat larutan garam + 2,5%. Caranya garam sebanyak 25 kg dilarutkan kedalam 100 liter air lalu rendam ikan yang telah dicuci kedalam larutan garam 25% selama 20 – 30 menit.
- Susunlah ikan-ikan kedalam loko lalu ditiriskan sebentar kemudian loko disusun di dalam peti pemasak
- Wajan/paso yang berisi air bersih di panaskan di atas tungku pemanas sampai airnya mendidih
- Masukan peti pemasakan yang telah berisis loko kedalam wajan yang berisi air telah mendidih
- Setiap 15 menit sekali, setiap loko yang teratas dari peti pemasak harus dipindahkan kelapisan/bagian bawah
- Lamanya pemanasan/perebusan + 1 jam
- Setelah pemasakan selesai loko-loko yang berisi ikan tersebut disimpan di tempat yang terlindung dan bersih selama 1 malam agar kulit ikan menjadi kering dan mengkilap
- Sebelum dipanaskan susunlah loko-loko lalu diikat menjadi satu ikatan baru kemudian dibungkus dan siap dipasarkan
3.Pindang Gaya Baru
Bahan-bahan :
- Ikan bandeng
- Garam yang dihancurkan/ditumbuk
Peralatan :
- Besek bambou,merang atau daun pisang yang telah kering
- Periuk/belanga
- Wajan/paso/badeng besar dengan garis tengah + 75 cm
- Peti pemasakan dari kayu
- Loko dengan ukuran 50 x 100 cm terbuat dari anyaman bamboo yang diberi bingkai
Tahapan Pengolahan :
- Ikan dibuang insang dan isi perutnya kemudian dicuci dengan air bersih lalu ditiriskan
- Lapisi besek bagian dalam dengan merang atau daun pisang yang telah kering
- Susunlah ikan bersama garam kedalam besek lalu dibiarkan besek tersebut selama ½ – 3 jam
- Belanga/periuk diisi garam dan air lalu dipanaskan distas tungku pemanas sampai mendidih, sehingga terjadi larutan garam jenuh yang mendidih. Maksud dari larutan garam jenuh yaitu apabila pada larutan garam yang mendidih bagian bawah atau dasar dari belanga terlihat ada endapan garam.
- Kemudian masukkan besek yang telah berisi larutan garam jenuh yang mendidih tadi selama 45 menit, setelah periuk/belanga yang diisi besek mendidih kembali, barulah besek-besek tersebut diangkat dari dalam periuk/belanga.
- Lalu besek-besek tersebut ditiriskan
- Sebelum dipasarkan/ dibawa kepasaran,simpan besek-besek tersebut di tempat yang terlindung dan bersih.
4.Pindang Cue
Bahan-bahan :
- Ikan tongkol ukuran besar, sedang dan kecil
- Garam yang sudah ditumbuk
Tahapan Pengolahan :
- Ikan dicuci sampai bersih : untuk yang berukuran besar ikan dipotong menjadi 3 potongan atau 4 potongan umumnya disesuaikan dengan kebiasaan daerah setempat
- Lapisi bagian dasar dari paso/badeng dengan anyaman bamboo
- Taburkan garam setebal 2 – 3 cm pada bagian bawah/dasar dari paso tersebut
- Kemudian susunlah ikan kedalam paso tadi dengan susunan garam-ikan-garam di mana lapisan yang paing atas adalah garam
- Lalu paso yang telah berisi ikan dan garam tersebut diairi secukupnya, sehingga ikan dan garam dalam paso tersebut terendam air
- Selanjutnya dipanaskan/direbus pakai tungku pemanas, lamanya perebusan 3 4 jam dan selama perebusan sebagian air dibuang
- Setelah selesai perebusan kemudian bagian atas dari paso ditutup dengan kertas atau daun waru lalu di atasnya ditutup dengan garam, kemudian paso/badeng ditutup dengan tampah dan terus diikat dengan kuat
- Sebelum dipasarkan simpanlah paso/badeng yang berisi ikan di tempat yang terlindung dengan ventilasi udara yang baik.
Langganan:
Postingan (Atom)